Menikmati hari ulang tahun ini selayaknya saya adalah seseorang yang sudah memiliki pasangan, dan beberapa tambahan malaikat baru.
*HAPPY BIRTHDAY MYSELF
What if I wanted to breakLaugh it all off in your faceWhat would you do?What if I fell to the floorCouldn't take all this anymoreWhat would you do, do, do?ComeBreak me downBury me, bury meI am finished with youWhat if I wanted to fightBeg for the rest of my lifeWhat would you do?You say you wanted moreWhat are you waiting forI'm not running from youComeBreak me downBury me, bury meI am finished with youLook in my eyesYou're killing me, killing meAll I wanted was youI tried to be someone elseBut nothing seemed to changeI know now, this is who I really am insideFalling from myselfFalling for a chanceI know now, this is who I really amComeBreak me downBury me, bury meI am finished with you, you, youLook in my eyesYou're killing me, killing meAll I wanted was youCome, break me downBreak me downBreak me downWhat if I wanted to break...?what if I, what if I, what if I...?
Langkahku melaju kecil menuju toilet, dari jauh sudah terlihat seseorang yang sibuk merapikan sesuatu di janitor room tiba-tiba menghentikan pekerjaannya ketika aku semakin mendekat mendekati arah pintu toilet wanita. Kemudian dengan ramah dia menyapa, “selamat pagi bu…”, sambil tersenyum maniiiiiis sekali. Aku dengan cueknya berlalu dari hadapannya tanpa respon apapun. Sesaat aku tersadar aku telah melewati seseorang yang baru saja bersusah payah memecah konsentrasinya demi seseorang lain dengan sapaan yang begitu sopan. Aku langsung kembali membuka pintu toilet wanita untuk melongok keluar memandang kearah dimana mas mas tadi berdiri, benar saja... mendengar derakan pintu toilet terbuka dia langsung menghentikan pekerjaannya kembali, dan kembali bertanya dengan senyum, “ada yang bisa saya bantu bu?”, (lagi-lagi dengan senyum).
Sontak aku menggelengkan kepala pertanda tidak membutuhkan bantuan, & aku kembali masuk toilet wanita.
Di closet tempat yang kuanggap selalu bisa membantuku merenung, mau tidak mau senyuman itu terekam di otakku. Aku berpikir, senyumnya tulus sekali.
Di hari yang lain… aku masih mendapatinya berdiri di ambang pintu ruang janitor, atau terkadang terlihat dia bersimpuh berkelompok bersama teman-temannya yang lain dan dia akan segera sigap berdiri dan menyapaku dengan tulus.
Aku mengira, apakah dia melakukannya untuk semua orang yang melewatinya??? atau......
Iseng, dengan sedikit mengintip aku memperhatikan setiap staf yang melewatinya. Dan... sekali lagi aku melihat senyumannya. Ternyata dia memang tulus melemparkan sesimpul ketulusan, seutas semangat di siang penat pekerjaan.
Membuatku belajar, bahwa tak ada salahnya senyum sesering mungkin dengan tulus kepada setiap orang yang mimik mukanya tampak standar-standar saja atau bahkan akan membuang muka atas seutas semangat yang coba kita tularkan.
Anyway... Aku jadi ingin belajar menatar hati untuk tak tergoda membenci seseorang yang menolak memberi respon baik terhadap apapun yang aku lakukan.
At the end, everyone is entitled to give any response to the attitude of our lives, but remember ... we just need to try always to be a good person despite the rejection.
Ketulusan akan terbayarkan dengan ketulusan-ketulusan yang lain.
-.. Selamat memberi ketulusan kawan ..-
Gbu
Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.